Aku ingin bertemu kamu...
memegang tanganmu...
membelai rambutmu...
mengecup keningmu...
Tapi apalah daya...wahai wanita...
Ku hanya memeluk rindu nan sembilu...
karena dua meter tak sampai...
dirimu 'tuk ku gapai.
Temu fisik terhenti, dibatasi.
Tak ada lagi kesepian di tengah keramaian,
karena keramaian harus dibubarkan!
Tinggallah sepi menjadi "literally"
Bumi berhibernasi...
dari aktivitas beratnya selama ini...
Mungkin ia sedang ingin sendiri...
mencoba berkontemplasi.
Manusia "dipaksa" kembali...
ke peraduannya sendiri-sendiri.
Datang tanya dalam hati...
Sampai kapan akan begini?
Akankah CORONA lenyap?
Hilang bagai malam nan senyap?
Ataukah kita harus putus harap?
Melihat angka yang kian naik merayap?
Mungkin kita yang perlu berhibernasi...
dari tingkah yang membawa polusi...
dari tamak yang menguras isi bumi...
atau eksploitasi yang tiada henti...
Apakah kita hanya bisa mengaduh...?
melempar semua salah pada CORONA sang tertuduh?
Aku ingin memutar waktu...
Ku ulang pertemuan kita...
dengan sikap yang berbeda...
wahai bumiku...maafkan aku.
Sungguh.....
aku padamu.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar